Prinsip Dasar Akuntansi

 

Prinsip Akuntansi

Prinsip akuntansi yang dimiliki oleh setiap negara berbeda disesuaikan dengan faktor-faktor dan kebutuhan dari masing-masing negara tersebut. Untuk di Indonesia sendiri diatur oleh IAI singkatan Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu suatu ikatan yang mengatur mengenai kebijakan akuntansi yang berlaku di Indonesia. 

Berikut adalah prinsip akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan:

1. Prinsip Entitas Ekonomi

Prinsip ini disebut juga dengan prinsip kesatuan entitas. Secara sederhana arti entitas adalah setiap individu dan atau organisasi yang berbadan hukum. Dalam hal ini entitas sendiri dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

– Berdasarkan Konsep Ekonomi

Artinya adalah setiap unit ekonomi yang melakukan aktivitas finansial untuk kepentingan diri sendiri.

– Berdasarkan Konsep Akuntansi

Entitas ialah suatu unit usaha dengan kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

– Berdasarkan Konsep Fiskal

Arti entitas adalah subjek pajak dan atau wajib pajak. Dalam hal ini pada undang-undang perpajakan  suatu entitas dapat mempunyai status badan hukum maupun tidak mempunyai status sebagai badan hukumnya.

Contoh entitas yang memiliki status badan hukum yaitu PT, CV, Firma, yayasan, koperasi dan lainnya. Untuk entitas yang tidak memiliki status badan hukum contohnya adalah pribadi atau individu, serta harta warisan yang belum dibagi.

2. Prinsip Periode Akuntansi

Prinsip ini memiliki arti penilaian dan pelaporan keuangan entitas suatu usaha dibatasi oleh periode waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan data keuangan yang terukur dalam kurun waktu tertentu. Misalnya laporan tahunan, yang melaporkan hasil laporan akuntansi  setiap satu tahun sekali mulai dari tanggal 1 Januari hingga 31 Desember.

3. Prinsip Biaya Historis

Penilaian atau pencatatan keuangan atas suatu barang atau jasa yang  harus didasarkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau jasa tersebut.

4. Prinsip Satuan Moneter

Merupakan  metode pencatatan  transaksi keuangan yang harus dinyatakan dalam bentuk mata uang misalnya Rupiah, Dollar dan lainnya. 

5. Prinsip Kesinambungan Usaha

Prinsip ini menganggap bahwa suatu usaha akan terus beroperasi secara berkesinambungan. Hal ini dikarenakan tak ada satupun perusahaan yang menginginkan kegiatan usahanya berhenti di tengah jalan.

6. Prinsip Pengungkapan Penuh

Merupakan prinsip akuntansi yang dapat memberikan laporan data keuangan secara lengkap dan informatif.

7. Prinsip Pengakuan Pendapat

Pada prinsip ini suatu pendapatan akan diakui ketika terjadi transaksi keuangan dan terdapat kepastian nominal dari transaksi tersebut. Pendapatan sendiri adalah bertambahnya kekayaan sebagai akibat dari aktivitas usaha misalnya, penjualan, penyewaan,  bagi hasil, dan lainnya.

8. Prinsip Mempertemukan

Arti dari prinsip ini adalah membandingkan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan. hal ini bertujuan untuk menentukan nilai penghasilan bersih untuk tiap periode laporan keuangan.

9. Prinsip Konsisten

Konsistensi dalam membuat laporan keuangan di setiap periodenya. Dalam hal ini konsistensi atau tidak berubah-ubah dalam hal metode, prosedur dan kebijakan yang digunakan dalam membuat laporan keuangan.

10. Prinsip Materialitas

Pada prinsip materialitas, diakui adanya pengukuran dan pencatatan data akuntansi secara material dan bernilai. Artinya material tersebut memiliki nominal atau bisa dijual.

Beberapa prinsip akuntansi tersebut wajib dipelajari dan dipahami dengan baik oleh akuntan sebagai pembuat hasil laporan keuangan. Karena dengan memahami prinsip-prinsip tersebut proses pembuatan laporan akuntansi dapat berjalan dengan mudah.

Selain itu akan didapatkan hasil laporan keuangan yang tepat dan akurat apabila menerapkan prinsip akuntansi. 

Pelajari untuk materi selanjutnya ya.. ruang belajar akuntansi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Akuntansi Pada Jenis-jenis Perusahaan

Pengertian Akuntansi

Bidang-bidang Akuntansi