Sistem Akuntansi Pada Jenis-jenis Perusahaan


Sistem Akuntansi Pada Jenis-jenis Perusahaan 

Secara umum ada 5 (lima) jenis perusahaan berbadan hukum yang ada di Indonesia, yaitu:

1. Perusahaan Perseorangan (Persero) 

2. Firma, 

3. Persekutuan Komanditer (CV) 

4. Perseroan Terbatas (PT) 

5. Koperasi 

Sistem akuntansi dipengaruhi pula oleh jenis perusahaan yaitu : 

  1. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa kegiatannya menjual jasa. Keuntungan diperoleh kalau pendapatan dari menjual jasa lebih tinggi daripada biaya opersionalnya. Demikian pula sebaliknya. Yang tergolong perusahaan jasa: perusahaan angkutan, bengkel, hotel, asuransi, kantor pengacara, notaries, kantor angkutan, biro arsiteku, dokter, tatarias kecantikan, lembaga pendidikan, dsb. 
  2. Perusahaan Perdagangan Barang Perusahaan perdadgangan barang kegiatannya membeli barang dagangan untuk dijual lagi. Bila selisih antara harga jual dengan harga pokoknya bisa menutupi biaya operasi perusahaan, maka akan diperoleh keuntungan. Demikian juga sebaliknya, dan minuman, toko buku, dan alat tulis, perusahaan bahan bangunan, toko kendaraan bermotor, toko sandang, dll. 
  3. Perusahaan Industri Perusahaan industry kegiatannya mengolah bahan baku dan bahan pembantu barang jadi. Keuntungan diperoleh jika harga jual barang yang diproduksi lebih tinggi daripada harga pokok prduksinya. Demikian pula sebaliknya. Contoh perusahaan industry ialah konveksi, pabrik testil, obat-obatan, ban mobil dsb.

Pengertian Sistem Akuntansi

Sebuah sistem yang berkaitan dengan akuntansi sendiri dapat diartikan berbeda oleh berbagai ahli. Ini menunjukkan betapa luasnya konsepsi dari akuntansi sendiri sehingga terus diperhatikan oleh para ahli dari dalam negeri ataupun luar negeri. Beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian sistem ini diantaranya ialah:

  • Warren, Reeve, Fees. Ketiga ahli ekonomi ini mendefinisikan sistem ini sebagai metode yang dilakukan dengan prosedur dengan mengumpulkan, klarifikasi, ikhtisar, dan melaporkan. Kegiatan tersebut dilakukan mencakup informasi kegiatan bisnis secara operasional ataupun bagaimana kondisi keuangan sebuah perusahaan.
  • Baridwan. Baridwan mengartikan sistem berdasar akuntansi ini sebagai seperangkat formulir, laporan, ataupun catatan. Semua bentuk perangkat tersebut akan dikoordinasikan secara tepat dengan berbagai elemen perusahaan yang ada sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi. Informasi ini nantinya akan dibutuhkan untuk melakukan manajemen perusahaan.
  • Niswonger dkk. Niswonger turut memberikan definisi sendiri mengenai sistem ini. Ia mengartikan sistem ini sebagai metode untuk menyediakan dan melaporkan informasi berkaitan dengan kegiatan operasi dan keuangan perusahaan. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dijabarkan oleh Reeve, Warren dan Fees di atas.

Unsur-Unsur Sistem Akuntansi

Sistem keuangan akuntansi ini sangat diperlukan perusahaan sehingga harus dibuat dengan teratur dan sebaik mungkin. Hal ini dilakukan agar informasi yang terdapat di dalamnya bersifat akurat, tepat dan bisa dipercaya untuk meminimalisir kesalahan informasi.  Ada beberapa unsur yang harus terdapat di dalam sistem ini diantaranya ialah:

1. Formulir

Unsur pertama dalam sistem ini adalah keberadaan formulir sebagai dokumen yang biasa dipakai untuk pencatatan berbagai transaksi perusahaan. Formulir sendiri berisi data transaksi dimana data tersebut menjadi dasar dalam pencatatan yang dilakukan.

2. Jurnal

Jurnal adalah unsur dari sistem ini yang biasanya berupa data pengelompokan, pencatatan transaksi sejenis, serta ringkasan dari formulir yang ada. Data yang didapatkan kemudian akan diunggah dalam buku besar untuk arsip lebih lanjut. Jenis dari jurnal yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah jurnal pembelian, penjualan, penerimaan, pembelian, dan penjualan.

3. Buku Besar

Setelah melakukan pencatatan dalam jurnal, selanjutnya keuangan akan diringkas lagi di dalam buku besar. Buku besar ini berisi kumpulan rekening dari beberapa jurnal agar lebih mudah untuk diarsipkan. Rekening dari buku besar bisa juga menjadi penggolongan data keuangan agar mempermudah penyusunan laporan keuangan.

4. Buku Pembantu

Keberadaan buku pembantu di dalamnya berisi rekening-rekening pembantu yang terdapat di dalam rekening tertentu di buku besar. Buku pembantu dan buku besar ini adalah dua hal yang sudah merupakan catatan akhir sehingga tidak ada lagi pencatatan selanjutnya. Dengan kata lain, kedua buku ini tidak bisa diringkas dan dilakukan penyajian dalam bentuk lain lagi.

5. Laporan

Hasil akhir dari keseluruhan proses akuntansi yang sudah dilakukan akan disajikan dalam bentuk laporan akhir ini. Laporan ini bisa berupa berbagai jenis bergantung dengan isinya seperti misalnya laporan perubahan modal, laporan laba rugi, dan laporan harga pokok penjualan. Di laporan ini juga tersedia daftar utang yang dimiliki perusahaan beserta saldo persediaannya.

Contoh Sistem Akuntansi

Sistem ini memiliki berbagai jenis contoh yang biasa dilakukan bergantung dengan kebutuhan perusahaan. Biasanya sistem ini diterapkan dalam bidang yang berbeda-beda karena kompleksnya cakupan sebuah perusahaan. Berikut ini adalah beberapa contoh dari sistem ini yang bisa disajikan:


Sistem Akuntansi untuk Manufaktur

Industri manufaktur membuat dan merakit produk, sehingga sistem akuntansi mereka harus memiliki informasi tentang persediaan, jam kerja, biaya overhead dan komisi penjualan.

Manufaktur dapat memiliki tiga jenis inventaris: bahan baku, produk dalam produksi, dan produk jadi. manufaktur juga perlu tahu berapa jam kerja yang digunakan untuk membuat setiap produk.

Sistem penggajian perlu melacak setidaknya tiga jenis personil: tenaga kerja manufaktur per jam, staf administrasi dengan gaji, dan tenaga penjualan yang dibayar berdasarkan komisi. Biaya overhead harus dialokasikan ke biaya manufaktur untuk menentukan biaya individu untuk membuat setiap produk.

Sistem Akuntansi untuk Pengecer atau Ritel

Bisnis ritel terdiri dari pembelian dan penjualan produk. Sistem akuntansi ritel berisi laporan rinci inventori. Perincian ini harus mencakup tingkat inventori, tingkat turnover tahunan, laba setiap produk, dan poin pemesanan ulang.

Karena sebagian besar pengecer membeli banyak produk yang berbeda, sistem akuntansi mereka membutuhkan informasi yang luas tentang status hutang dagang, waktu pengiriman dan diskon yang tersedia.

Retailer menjual barang jadi, sehingga mereka membutuhkan laporan tentang rekening bank mereka dan waktu pemrosesan kartu kredit dan biaya. Peralatan point-of-sale harus terhubung langsung ke software akuntansi untuk laporan real-time.

Sistem Akuntansi untuk Distributor

Sistem akuntansi untuk distributor mirip dengan yang untuk pengecer, tetapi distributor biasanya menjual berdasarkan persyaratan kredit kepada pelanggan mereka, sehingga mereka membutuhkan laporan yang lebih besar tentang piutang dagang mereka.

Kemungkinan besar, beberapa orang di kantor membutuhkan akses ke laporan piutang sehingga mereka dapat menghubungi pelanggan dan menindaklanjuti pembayaran yang terlambat.

Seperti pengecer, distributor memerlukan informasi terperinci tentang inventaris mereka: biaya setiap barang, penjualan per produk, dan keuntungan masing-masing produk.

Sistem Akuntansi untuk Konstruksi

Kontraktor memiliki kebutuhan yang berbeda dari sistem akuntansi lainnya. Mereka membutuhkan kemampuan untuk melacak biaya dan kemajuan proyek pembangunan mereka.

Sistem akuntansi untuk kontraktor harus melaporkan biaya material dari produk yang masuk ke setiap proyek, berapa banyak jam kerja yang dikonsumsi dan berapa persentase penyelesaian proyek.

Kontraktor biasanya membiayai biaya proyek mereka dengan jalur kredit bank. Jadi, kewajiban mereka harus memiliki informasi tentang jumlah yang ditarik pada garis kredit dan tanggal jatuh tempo pinjaman.

Sistem Akuntansi untuk Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba perlu melacak donatur mereka untuk mengidentifikasi siapa yang memberi mereka uang. Suatu organisasi nirlaba berkewajiban untuk mengirim laporan sumbangan mereka pada akhir tahun kepada para donatur untuk digunakan dengan pengajuan pajak.

Sistem akuntansi untuk organisasi nirlaba harus dapat menghasilkan laporan pendapatan dan pengeluaran untuk presentasi kepada dewan direksi, donatur utama dan pemerintah. Manajer nirlaba membutuhkan laporan yang melacak kontribusi ke program individual versus jumlah yang dianggarkan.

Wah makin menarik kan, langsung aja yuk lanjut materi selanjutnya.....ruang belajar akuntansi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Akuntansi

Bidang-bidang Akuntansi